Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tsunami Sulit Diprediksi, Ini Kata Ahli yang Harus Kita Lakukan

image-gnews
Papan peringatan dilarang bermukim yang dipasang pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah di daerah zona terlarang bekas likuifaksi gempa Palu di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, 17 September 2019.[Eka Yudha Saputra/Tempo]
Papan peringatan dilarang bermukim yang dipasang pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah di daerah zona terlarang bekas likuifaksi gempa Palu di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, 17 September 2019.[Eka Yudha Saputra/Tempo]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah tsunami yang dahsyat di Palu 28 September 2018, muncul pertanyaan tentang apa lagi yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan hidup. Namun, deteksi dan kesiapan bencana alam membutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan teknologi.

"Kita memiliki sumber daya yang terbatas sehingga kita harus melakukan yang terbaik yang kita bisa," ujar Diego Melgar, asisten profesor geofisika di University of Oregon di Eugene, Amerika Serikat, dikutip Csmonitor, baru-baru ini.

Gelombang 6 meter pertama melanda hanya tujuh menit setelah gempa di Palu, Sulawesi Tengah. Dua gelombang lagi tiba dalam delapan menit berikutnya, menghancurkan wilayah tersebut pada 28 September 2018. Sekitar 2.100 jiwa meninggal dan lebih dari 270.000 orang mengungsi.

Setelah tsunami Aceh 2004, yang menewaskan 240.000 jiwa di 14 negara, para ilmuwan dan pejabat di Asia Tenggara dan di seluruh dunia bekerja sama meningkatkan kemampuan peringatan dini. Namun, melengkapi seluruh wilayah dengan sensor yang diperlukan untuk sistem, membutuhkan lebih dari pengetahuan teknologi atau kemauan politik. Tantangan itu sangat terasa di Indonesia, katanya.

Meskipun tidak terlibat merancang peringatan dini tsunami di Indonesia, menurut ilmuwan ini, kita belum sempurna menggarap sistem tersebut. "Pengetahuan kita tentang tsunami masih berkembang dan masih belum sempurna. Jadi sayangnya masih ada kejutan untuk kita," kata Meglar.

Indonesia dengan 17.000 pulau dan 261 juta penduduk,  menghadirkan tantangan unik dalam menghadapi tsunami dan menyadarkan masyarakat. Dalam mengembangkan sistem peringatan dengan sumber daya yang terbatas, keputusan sulit harus dibuat tentang di mana harus menempatkan sensor.

Terletak di ujung teluk yang panjang, Kota Palu dilindungi dari laut di segala arah kecuali ke utara. Sayangnya bagi warga Palu, di situlah pusat gempa berada, sekitar 80 km jauhnya dan hanya sekitar 9,6 km di bawah permukaan. Seperti corong, teluk mengarahkan gelombang laut langsung ke kota.

Gempa itu berasal dari sentakan pada patahan Palu-Koro, patahan serang-selip horizontal di kerak bumi. Tidak biasa, kata ahli geologi, bahwa gempa pada patahan seperti itu akan menghasilkan tsunami, yang biasanya timbul sebagai akibat perpindahan air secara tiba-tiba secara vertikal.

"Orang tidak akan memperkirakan tsunami besar dari gempa bumi seperti itu," kata Jane Cunneen, seorang peneliti geologi di Curtin University di Bentley, Australia. "Gelombang itu bisa dihasilkan oleh tanah longsor yang dipicu oleh gempa, dan bukan gempa itu sendiri."

Menurut Cunneen, sistem peringatan tsunami saat ini, di negara mana pun, tidak peduli seberapa teknologi tinggi, tidak benar-benar diatur untuk memperingatkan untuk peristiwa semacam itu. Menurut UNESCO, InaTEWS, sistem peringatan dini tsunami Indonesia, mengoperasikan 170 stasiun broadband seismik, 238 stasiun accelerometer, dan 137 alat pengukur pasang surut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Badan tersebut juga menerima data seismik dari 134 negara. Namun, sejauh mungkin infrastruktur ini terdengar, sistem ini masih memiliki celah besar. Melgar menunjukkan bahwa tsunami Sulawesi tiba segera setelah gempa bumi, menyisakan sedikit waktu untuk banyak peringatan.

"Tepat di sana, dan itulah sebabnya mereka punya waktu jauh lebih sedikit," kata Meglar. "Itu adalah situasi yang sangat tragis."

Deteksi hanya setengah dari pertempuran. Pihak berwenang juga perlu menemukan cara tepat mendidik masyarakat dan meyakinkan mereka untuk mengindahkan peringatan yang dikirim melalui peringatan ponsel, pesan TV, atau sirene. "Dalam kasus ini, gempa menghancurkan jaringan seluler, yang membuatnya semakin penting bagi orang untuk mengetahui untuk mengungsi," kata Cunneen.

Berbeda dengan Jawa dan Sumatra, yang mengalami tsunami 2004, Sulawesi belum pernah mengalami tsunami besar sejak 1968. "Bagian dari masalah adalah membuat masyarakat sadar akan hal-hal yang terjadi sangat jarang," kata Cunneen, yang bekerja dengan Komisi Oseanografi antar-pemerintah UNESCO untuk mengoordinasikan pengembangan sistem peringatan setelah tsunami 2004.

Di Bangladesh, Cunneen memberikan contoh, peringatan tsunami biasanya dilakukan orang-orang berkeliling dengan sepeda dan pengeras suara, dan semua orang tahu harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

"Saya bisa katakan di pusat Kota Perth, tempat saya tinggal, jika seseorang mengendarai sepeda dengan pengeras suara Anda akan mendapat respons yang sama sekali berbeda," tutur Cunneen.

Sejak tsunami yang menghancurkan September 2018 itu, banyak orang di Sulawesi telah menyuarakan keprihatinan tentang kurangnya sirene peringatan dan tempat berlindung yang ditinggikan. Menurut Cunneen, warga yang tinggal di dekat lautan perlu dilatih untuk memperlakukan setiap gempa yang berlangsung lebih dari 20 detik sebagai peringatan.

"Meskipun sistem peringatan berteknologi tinggi," ujar Cunneen. "Benar-benar tidak ada yang akan menggantikan orang mengetahui apa yang harus mereka lakukan ketika ada gempa besar seperti itu."

CSMONITOR | UNESCO | INATEWS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

51 menit lalu

Arsip - Seorang penarik becak membasuh wajahnya dengan air di antara cengkeraman suhu panas di Dhaka, Bangladesh, 20 April 2024. (Xinhua)
Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.


BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

13 jam lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.


Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

18 jam lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.


4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

Peta Gempa Mag:4.0, pada 1 Mei 2024 pukul 20:35:01 WIB, pusat gempa berada dilaut 93 km BaratDaya KAB-BANDUNG Dirasakan (MMI) III Cidora, III Pamengpeuk, III Cisewu, III Bungbulang, III Singaparna, III Talegong, II Cikajang, II Pamulihan. X.com/BMKG
4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.


BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

Tembok bangunan rumah roboh akibat gempa di Desa Sukamulya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu, 28 April 2024. BPBD Ciamis mencatat sebanyak 22 rumah di 12 Kecamatan di Kabupaten Ciamis mengalami kerusakan akibat guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 di barat daya Garut. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.


Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.


Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.


Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

TEMPO/Wahyu Setiawan
Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.


Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

2 hari lalu

Ilustrasi gempa. geo.tv
Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.


Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

2 hari lalu

Warga menjemur pakaian di atap tembok bangunan yang roboh pascagempa di Desa Sukamulya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu, 28 , April 2024. BPBD Ciamis mencatat sebanyak 22 rumah di 12 Kecamatan di Kabupaten Ciamis mengalami kerusakan akibat guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.5 di barat daya Garut. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.